Oleh Chem. Gamal Abdel-Nasser
Dalam surat Al-Najm Allah berfirman tentang diri-Nya sendiri, “Dan
bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS
An-Najm [53]: 43)
Ayat ini berisi indikasi ilmiah yang sangat bagus tentang fakta
ditemukan akhir-akhir ini bahwa janin memiliki ekspresi wajah ketika dia
berada di dalam rahim ibunya, tanpa diajari untuk melakukannya.
Keajaiban penciptaan manusia terungkap melalui tahap-tahap perkembangan
janin yang digambarkan oleh Al-Quran. Ia dimulai dengan pembentukan
sel-sel germinal pada orang tuanya. Ketika sperma bertemu dengan ovum,
maka keduanya membentuk zigot (nutfah amsyaj) yang kemudian menjadi
gumpalan seperti lintah (‘alaqah) kemudian menjadi segumpal daging
sekunyahan (mudghah), lalu berubah menjadi tulang yang tertutup dengan
daging. Dalam jangka waktu yang telah ditentukan, sel-sel tumbuh
menjadi makhluk lain yang dinamis dan bergerak dalam rahim ibunya,
dengan ekspresi wajah terlihat jelas. Setelah revolusi teknologi
terjadi akhir-akhir ini hingga diciptakan sebuah alat scan embrio, maka
kita sekarang dapat melihat embrio tersenyum dan menangis dalam perut
ibu sebelum mereka melihat cahaya di bumi.
Ada beberapa model pemindaian medis dan kebidanan pada USG. Standar
diagnostik umum kebidanan adalah pemindaian model 2D. Dalam pemindaian
janin 3D bukan gelombang suara yang dikirim langsung ke bawah dan
dipantulkan kembali, tetapi dikirim pada sudut yang berbeda. Gema yang
kembali diproses oleh program komputer yang canggih sehingga
menghasilkan volume gambar tiga dimensi dari permukaan janin atau organ
internal, cara yang sama yang digunakan alat CT scan untuk membangun
sebuah gambar dari beberapa x-ray. 3D ultrasound memungkinkan kita untuk
melihat lebar, tinggi dan kedalaman gambar dalam banyak cara yang sama
seperti film 3D tapi tidak ada gerakan ditampilkan. Sedangkan model 4D
ultrasound menambahan gerakan dengan merangkai 3D ultrasound secara
berturut-turut.
3D USG pertama kali dikembangkan oleh Olaf von Ramm dan Stephen Smith di Duke University di tahun 1987.
Teknologi ini digunakan di bidang kegiatan penelitian intensif,
terutama scan terhadap anomali janin. Tetapi ada juga masyarakat umum
menggunakan, dan terbukti scan ini dapat memperbaiki ikatan janin-ibu.
Scan 4D bayi mirip dengan scan 3D, hanya scan 4D menunjukkan gerakan
janin seperti dalam bentuk video.
Ekspresi wajah bayi tidak meniru ibunya
Teknik pemindaian termodern telah menghasilkan gambar yang menakjubkan
dari dalam rahim yang menunjukkan bahwa bayi rupanya tersenyum dan
menangis. Hingga kini, para dokter tidak berpikir bahwa bayi tidak
berekspresi sampai setelah kelahiran. Mereka meyakini bahwa bayi
belajar untuk tersenyum dengan meniru ibunya. Bayi biasanya tidak
tersenyum setelah lahir sampai mereka berusia sekitar enam minggu.
Gambar: Janin tersenyum lebar hingga mirip tertawa
8Ilmuwan bukan satu-satunya yang terkejut oleh gambar ini, tetapi
orang-orang biasa lebih terkejut. Foto-foto ini benar-benar
membangkitkan dalam jiwa manusia rasa kagum yang luas biasa terhadap
ciptaan Allah. Gambar-gambar tersebut dapat memicu emosi belas kasih
orang tua dan gembira ketika melihat janin tersenyum, dan emosi belas
kasih ketika anda melihat janin menangis.
Gambar: Janin menangis
Pada emosi ini, sebuah pertanyaan penting harus diajukan: jika janin
masih dalam rahim ibunya dan ia tidak melihat cahaya lagi, tidak melihat
ibunya menangis atau tersenyum, lalu siapa yang mengajarkan janin ini
menangis dan tersenyum? Pertanyaan ini bahkan dilontarkan oleh para
ilmuwan. Profesor Stuart Campbell mengatakan, “Ada apa di balik senyum
itu? Tentu saja, saya tidak bisa menjawabnya. Tapi, muncul sudut dan
tonjolan pipi ... aku pikir itu pasti ada indikasi kepuasan dalam sebuah
lingkungan yang bebas stres. “
Tapi, pertanyaan itu dijawab oleh Al-Qur’an. Allah berfirman, “Dan
bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS
An-Najm [53]: 43) Allah adalah Dzat yang membuat embrio tersenyum dan
menangis. Kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya sejalan dengan Quran,
tetapi Al-Qur’an juga menjawab pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan
para ilmuwan.
Menangis dan Kehidupan
Ayat ini merupakan indikasi yang kuat kepada semua orang bahwa yang
memberikan kita kemampuan untuk tertawa dan menangis adalah Allah (SWT).
Tetapi, kalau kita bisa berpersepsi bahwa kemampuan tertawa merupakan
nikmat dari Allah kepada kita, lalu bagaimana mungkin kemampuan
menangis juga merupakan anugerah dari Tuhan?
Jika kita berpikir tentang satu momen dalam kehidupan kita, kita akan
menemukan bahwa karunia terbesar Allah kepada kita menangis. Momen
tersebut adalah adalah saat pertama dalam hidup kita, saat di mana kita
tiba ke dunia ini. kalau kita tidak menangis pada saat ini, maka hidup
kita berakhir.
Tersenyum, lega, selamat dan tepuk tangan tidak mulai ketika seorang
anak dilahirkan - mereka mulai saat itu menangis. Tanpa menangis,
ruangan menjadi semakin diam dan semakin cemas suasana hati, dan untuk
alasan yang baik - menangis adalah tanda yang sangat positif yang baru,
hidup sehat. Banyak faktor dan interaksi yang kompleks masuk ke
produksi suara yang mengumumkan gembira, sehat melahirkan. [4]
Mengapa bayi harus menangis?
Pertukaran oksigen di paru-paru terjadi pada membran seperti balon
kecil yang disebut alveoli. Ia melekat pada cabang-cabang bagian
bronkial. Alveoli ini akan mengembang dan mengempis bersamaan dengan
bayi menghisap dan membuang napasnya.
Gambar: Sebuah paru-paru pada dasarnya terdiri dari alveolus
Semua orang tahu bahwa meniup sebuah balon untuk pertama kalinya itu
sangat sulit. Kenapa? Untuk satu hal, tekanan yang diberikan tidak
menciptakan banyak ketegangan di dinding balon kecil untuk memulai
proses peregangan yang diperlukan untuk inflasi.
Menurut hukum Laplace, tekanan distensi pada obyek berongga yang
diregangkan adalah sama dengan tegangan dalam dinding dibagi oleh 2
jaringan kelengkungan utama dari obyek. Jika untuk mengatasi elastisitas
balon besar dan memperluasnya itu dibutuhkan tekanan tertentu, maka
untuk memperluas balon yang lebih kecil dibutuhkan lebih banyak tekanan.
Semua ini menyulitkan bayi untuk mengambil napas pertama pada
paru-paru yang terdiri dari balon-balon kecil! Alveoli paru-paru yang
kempes pada janin harus dipompa dalam proses pernapasan. Jadi, cara
tradisional dengan memukul bagian bawah bayi yang baru lahir itu
bertujuan untuk membuat dirinya mampu menghasilkan napas pertama.
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh bayi prematur dapat diatasi
dengan memberi cairan surfaktan untuk melapisi alveoli sehingga memberi
dindingnya memiliki ketegangan yang tepat.
Itulah karunia yang besar dari Allah (SWT) sehingga kita mampu tertawa
dan menangis. “Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan
menangis.” (QS An-Najm [53]: 43)
Sumber :
http://www.eramuslim.com/syariah/quran-sunnah/chem-gamal-abdel-nasser-siapa-yang-membuat-janin-tertawa-dan-menangis.htm